oleh Alvin Febrianth, DRH
Gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing
merupakan masalah yang sering dikeluhkan oleh pemilik hewan. Bahkan gangguan
kulit dan rambut merupakan kasus yang hampir setiap hari ditangani oleh dokter
hewan. Penyebab paling sering gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing
adalah karena ektoparasit. Ektoparasit adalah organisme yang merugikan yang
berada diluar tubuh dalam hal ini berada pada kulit atau rambut anjing dan
kucing. Ektoparasit yang dibahas kali ini yaitu pinjal (flea) pada anjing dan kucing.
Pinjal merupakan ektoparasit yang sering ditemukan pada anjing dan
kucing. Spesies pinjal pada anjing yaitu ctenocephalides
canis, sedangkan pada kucing ctenocephalides felis. Bahkan spesies pinjal ctenocephalides
felis merupakan penyebab utama pada
kasus ektoparasit karena pinjal pada anjing dan kucing. Pada anjing yang
terdapat pinjal biasanya spesies yang ditemukan juga ctenocephalides felis.
Pinjal memiliki warna tubuh cokelat kehitaman dan dapat dilihat dengan kasat
mata pada kulit anjing atau kucing. Pinjal ini memiliki siklus hidup dari
stadium telur, larva, pupa sampai dewasa membutuhkan waktu paling tidak 3
minggu. Dari stadium telur sampai pupa semuanya berada di lingkungan. Ketika
sudah memasuki stadium dewasa barulah pinjal ini loncat ke tubuh anjing atau
kucing. Pinjal ke tubuh anjing dan kucing dengan cara meloncat bukan terbang
karena tidak memiliki sayap, beberapa menyebut pinjal dengan istilah kutu
loncat.
Gambar 1. Ctenocephalides felis |
Gejala klinis yang tampak jika anjing dan kucing terdapat pinjal yaitu
rambut menjadi sangat rontok. Pada anjing yang terdapat pinjal biasanya pada
bagian belakang tubuhnya terdapat kebotakan dan kulitnya sedikit kemerahan.
Pada kucing tidak terlalu tampak, biasanya kerontokan dan kemerahan hampir
diseluruh tubuhnya. Kemerahan pada kulit terjadi akibat garukan dari anjing dan
kucing karena rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan pinjal.
Selain gejala klinis yaitu kerontokan rambut
pinjal juga dapat menyebabkan reaksi alergi, biasa disebut Flea Allergic Dermatitis. Alergi yang ditimbulkan akibat dari
gigitan pinjal ke kulit anjing atau kucing. Pinjal ketika menggigit akan
mengeluarkan saliva atau air liur
yang menggandung zat allergen masuk ke dalam kulit. Akibatnya tubuh anjing atau
kucing terutama bagian kulit akan merespon sebagai reaksi alergi berupa rasa
gatal. Akibat dari respon alergi ini kulit juga akan tampak kemerahan. Pinjal
selain menimbulkan masalah pada kulit juga menjadi agen penularan penyakit
lain, yaitu dapat menularkan cacing ke dalam tubuh anjing atau kucing. Jika
pinjal pada anjing atau kucing jumlahnya sangat banyak dapat juga menyebabkan
anemia atau kekurangan darah karena pinjal di tubuh anjing atau kucing akan
menghisap darah.
Gambar 2. Flea Allergic Dermatitis Pada Anjing |
Gambar 3. Flea Allergic Dermatitis Pada Kucing |
Jika anjing atau kucing tersebut terdapat pinjal
maka harus diberikan treatment atau pengobatan. Treatment yang dilakukan yaitu
pemberian anti ektoparasit, biasanya berupa tetes atau spot-on pada anjing dan kucing sebulan sekali. Jika dalam satu
rumah terdapat anjing atau kucing lebih dari satu, harus diberikan treatment
semuanya. Kemudian anjing atau kucing harus dimandikan satu minggu sekali
dengan menggunakan shampoo khusus anti kutu. Karena pinjal ini juga berada di
lingkungan maka harus menjaga kebersihan area sekitar dan properti yang
digunakan seperti kandang, bak pasir, tempat makan dan minum. Kandang, bak
pasir dan lingkungan sekitar bisa dicuci atau dibersihkan dengan desinfektan
khusus.
Pencegahan yang dilakukan agar anjing dan kucing
tidak terkena pinjal yaitu dengan membatasi bermain di tempat-tempat kotor
seperti di rumput atau di tanah. Batasi kontak dengan anjing atau kucing lain.
Selalu perhatikan jadwal pengulangan pemberian obat anti ektoparasit dan jadwal
memandikan anjing dan kucing. Selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama
kandang dan area bermain. Selalu konsultasikan ke dokter hewan jika anjing atau
kucing kita terdapat pinjal atau masalah kulit dan rambut.
Sumber Pustaka :
Medleau, L. and K.A. Hnilica. 2006. Small Animal Dermatology: A Color
Atlas and Therapeutic
Guide. Second Edition. Saunders Elsevier. USA.
Nuttal, T., Richard G.H. and Patrick J.M. 2009. A Colour
Handbook of Skin Diseases of the Dog
and Cat. Second Edition. Manson Publishing Ltd. UK.
Rhodes, Karen H. and
Alexander H. Werner. 2011. Blackwell’s
Five-Minute Veterinary Consult
Clinical Companion:Small Animal Dermatology. Second Edition. Blackwell Publishing
Ltd., USA.