Jumat, 30 Desember 2016

Anastesi anjing dan kucing

oleh Maria Ulfa, DRH

Beberapa jenis anastesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan rasa nyeri dari bagian tubuh tertentu dan hewan tetap sadar.

Beberapa tipe anestesi adalah:
  • Pembiusan total — hilangnya kesadaran total
  • Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).
  • Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya
Anestesi diperlukan untuk banyak prosedur pembedahan pada hewan, selain itu dapat digunakan juga untuk prosedur diagnostik tertentu seperti endoskopi abdomen atau saluran pernafasan, pengambilan sampel sumsum tulang, dan kadang-kadang USG. Hewan yang agresif mungkin memerlukan anestesi untuk menangani dan melakukan pemeriksaan fisik serta pada prosedur pengambilan darah untuk pengujian, pada saat pengambilan foto rontgen (untuk burung atau hewan lain yang sulit ditangani). Anastesi juga diperlukan untuk penanganan luka kulit yang ringan ataupun berat, untuk kateterisasi saluran kencing untuk menghilangkan obstruksi, biopsi tumor, atau mengeluarkan cairan dari mata untuk mengobati glaucoma.

Pembagian Anastesi.
1.        Anastesi Inhalasi
Lebih aman dan lebih ampuh dibandingkan anastesi injeksi, karena sangat mudah untuk dikontrol kedalaman pembiusannya serta residu obatnya dikeluarkan melalui pernafasan proses ini akan mengurangi ketergantungan obat untuk dimetabolis dalam tubuh, sehingga proses toksisitasnya rendah. Golongan anastesi inhalasi diantaranya adalah: Dietil eter, Halothan, Isoflurane, Methoxyflurane, Enflurane, Sevoflurane, Desflurane, Nitrose Oxide.
2.        Anastesi Injeksi
Karena zat anastesi injeksi dimetabolisme oleh hati dan ginjal maka anastesi injeksi tidak disarankan untuk diberikan pada hewan yang mengalami gangguan pada ginjal dan hati.
Proses pemasukan obat melalui suntikan secara subkutan (SC); Intramuskular (IM) serta Intravena (IV).
Adapun golongan obat bius yang penggunaannya melalui suntikan/injeksi beberapa diantaranya adalah:
o    Golongan Barbiturat : Sodium Thiopental, Sodium Thyamilal, Sodium Pentobarbital, Methohexital.
o    Golongan Cyclohexamine : Ketamine HCl, Tiletamin dan Propofol.
o    Golongan Neuroleptanalgesik.
o    Golongan anastesi lokal : Procaine, bupivicaine, lidocaine, Propaicaine.
Pasien sebelum dilakukan pembiusan terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan terhadap umur, suhu badan, penampilan fisik dan kondisi umum. Apakah umur hewan sudah tua/masih muda? Hewan dalam keadaan ketakutan/stress
Seorang dokter hewan harus menjelaskan secara terbuka kepada pemilik tentang semua efek dan proses pemberian anastesia, bahwa setiap obat bius yang diberikan akan menimbulkan efek samping pada tubuh hewan bahkan kemungkinan terburuk seperti kematian akibat efek shok pemberian obat bius harus dijelaskan, oleh karena itu sebaiknya dokter hewan/klinik hewan untuk menyiapkan lembar persetujuan operasi sebagai bukti persetujuan pemilik yang isinya menjelaskan efek samping dan proses operasi yang akan dilaksanakan dan menyatakan bahwa pemilik sudah memahami segala resiko yang akan terjadi.
Adapun data yang perlu diketahui dari pasien yang akan di anasthesia:
1.        Riwayat kesehatan hewan
2.        Pemeriksaan fisik secara lengkap
3.        Prosedural pemberian anasthesia
4.        Tes dignostik penunjang

premedikasi cat

Tahapan Pelaksanaan Anastesi

Pre anastesi
Hewan setelah dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium disarankan untuk puasa selama 8 – 12 jam sebelum pemberian anastesi, hal ini dikarenakan salah satu efek dari obat bius adalah dapat menimbulkan reaksi muntah, yang berakibat hewan akan mengalami tersedak (slick pneumonia) karena saluran pernafasannya tersumbat. 
Obat-obatan preanastesi yang umum diberikan sebelum dilakukan pembiusan antara lain : Acepromazine, Atropin Sulfat, Xylazine, Medetomidine, Diazepam, dan agen opoid yang lain. 
Tidak ada obat-obatan preanastesi yang tidak mempunyai efek samping. Semua pemberian preanastesi harus dilakukan setelah pemeriksaan kondisi hewan (spesies hewan, status fisik, temperamen hewan).
Pemakaian obat preanastesi
Atropin Sulfat
Merupakan antikolinergik yang mempunyai efek sebagai reseptor dalam menekan neurotransmitter asetil alkalin. Atropin bekerja setelah 20 menit disuntikan secara SC.
Efek atropin antara lain:
  • Menghambat stimulasi syaraf vagus sehingga efek pemberian atropin adalah mempercepat kerja denyut jantung (takikardia).
  • Mengurangi produksi air liur.
  • Mengurangi aktivitas peristaltik gastrointestinal
  • Menyebabkan dilatasi pupil (mydriasis)
  • Mengurangi sekresi air mata, oleh karena itu hewan yang disuntik atropin harus diberi salep mata untuk mencegah mata kering.
  • Menyebabkan dilatasi bronchus
  • Meningkatkan produksi sekresi mukus dalam saluran pernafasan (terjadi pada kucing) akan menjadi predisposisi menghambat saluran pernafasan. Oleh karena itu tidak disarankan untuk memberikan atropin pada kucing sebagai obat preanastesi.

Proses Tahapan Perlakuan Anastesi

Untuk memperoleh Anestesi umum dapat dicapai dengan cara bertahap. Keberhasilan proses perlakuan anestesi tergantung pada setiap tahapan:
Stadium I : Induksi atau Analgesia

Pada tahapan ini hewan akan mengalami pusing, kehilangan orientasi, kurang peka terhadap sentuhan dan rasa sakit. Indera pendengaran peka terhadap suara-suara
Stadium II : Eksitasi
Mulai mengalami kehilangan kesadaran. Tetapi refleks masih ada,pupil dilatasi, mulut pasien masih ada gerakan seperti mengunyah rasa sakit masih ada. Pernafasan tidak teratur

Stadium III: Anastesi
Pasien mengalami hilang kesadarannya, rasa sakit dan refleks sudah tidak terasa, pernafasan teratur, pupil kontriksi dan bola mata sudah berputar ke bawah, pada stadium ini pembedahan sudah bisa dilakukan
Stadium IV: Toxic 
Apabila stadium III ditingkatkan akan berbahaya bagi pasien, pasien akan kolaps, pernafasan dan denyut jantung akan berhenti dan bisa menyebabkan kematian.

anastesi inhalasi cat

Sumber:
http://wahidweb.blogspot.co.id/2010/01/anastesia-dan-analgesia-pada-anjing-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar