Minggu, 26 Maret 2017

PROTEKSI HEWAN KESAYANGAN DARI INFEKSI CACING

PROTEKSI HEWAN KESAYANGAN DARI INFEKSI CACING 
Oleh Nindya Kusuma, DRH

Anjing dan kucing bukan lagi sebatas hewan kesayangan atau hewan peliharaan tetapi juga sebagai keluarga. Pet’s lovers pasti memiliki kedekatan emosional dengan hewan kesayangan kamu. Kedekatan tersebut yang membuat pet lover’s sekalian ingin agar anjing dan kucing kalian sehat selalu agar selalu dapat bermain bersama. Managament pemeliharaan hewan kesayangan sangat diperlukan, salah satunya adalah dengan pemberian obat cacing terhadap hewan kesayangan kamu. Dengan memberikan obat cacing berarti pet lover’s peduli terhadap kesehatan pet lover’s juga.
Infeksi cacing di dalam tubuh anjing dan kucing sangat merugikan karena dapat menyebabkan hewan nafsu makan menurun sehingga  hewan menjadi kurus, batuk, gangguan saluran pencernaan dan anemia. Gejala klinis cacingan yang muncul yaitu lemas, bulu kusam, nafsu makan menurun, diare atau feses bercampur dengan darah, muntah dan perut membesar.  
Pemberian obat cacing bukan hanya menjaga kesehatan anjing dan kucing tetapi juga kesehatan manusia, karena terdapat cacing yang dapat menular dari kucing dan anjing ke manusia. Salah satu cacing yang dapat menular ke manusia adalah cacing kait (Ancylostoma caninum) dan cacing gelang (toxocara canis dan toxocara cati). Manusia yang rentan terhadap penularan cacing adalah anak-anak. Penularan cacing ke manusia melalui termakannya atau terteannya telur infektif setelah bermain dengan kucing dan anjing kesayangan yang terinfeksi cacing kemudian tidak cuci tangan sebelum makan.    
Cacing gelang yang paling sering ditemukan pada anjing dan kucing adalah toxocara canis dan toxocara cati. Penularan infestasi toxocara pada anjing dan kucing dapat melalui intra-uterin yaitu dari induk anjing atau kucing ke fetus dengan cara melalui air susu dari induk ke anak atau melalui makanan yang tercemar telur cacing. Sehingga induk anjing dan kucing memiliki peranan penting dalam penularan terhadap anak-anaknya. Infestasi cacing toxocara pada anak anjing atau kucing dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kematian.
Gambar cacing Toxocara cati
Selain itu, juga ditemukan cacing Ancylostoma caninum pada anjing. Keberadaan cacing tersebut sangat berbahaya dapat menyebabkan anemia dan anjing menjadi kurus. Hal ini disebabkan, karena dalam sehari seekor cacing Ancylostoma caninum dapat menghisap darah sebanyak 0,1 ml di usus halus.    
Telur cacing Ancylostoma caninum  
          Pencegahan penularan cacing dari dari anjing dan kucing ke manusia dengan rutin memberikan obat cacing dan anak-anak selalu dibiasakan mencuci tangan setelah bermain dengan tanah dan hewan kesayangan. Jadi, segera bawa hewan kesayangan anda ke dokter hewan agar nantinya akan dijadwalkan pemberian obat cacing. Proteksi hewan kesayangan anda dari cacing, dengan begitu pet lover’s juga terproteksi dari penularan cacing yang dapat menular ke manusia.


          Sumber :
Soeharsono. 2002. Zoonosis Penyakit Menuar dari Hewan ke Manusia. Kanisius :
Yogyakarta.
Stephen. C, Barr; Dwight D., Bowman. 2006. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and
Feline Infectious Diseases and Parasitology. Blackwell Publishing.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Gadjah Mada
University Press.

  

Minggu, 12 Maret 2017

Mengenal Lebih Dekat tentang Kelinci

oleh Dinda Mahardika, DRH
Kelinci merupakan pet exotic yang termasuk dalam golongan family Leporidae dan Ochotonidae. Nama ilmiah untuk jenis kelinci yang ada di seluruh dunia yaitu Oryctolagus cuniculus. Kelinci juga mempunyai kemiripan dengan golongan rodentia atau sejenis tikus, hamster, marmot dll. Kedua jenis hewan ini mempunyai kemiripan dalam struktur anatomi gigi dan mulut yakni pada bagian gigi insicius atas pada rahang atas dan bawah yang dimodifikasi seperti pisau untuk memotong makanan yang dikunyah. Kelinci dibagi ke dalam beberapa breed atau jenis yang ada di seluruh dunia yaitu fancy breeds dan fur breed. Pada kelompok fur breed diklasifikasikan menjadi normal fur breeds, Rex breeds dan Satin breeds. Untuk normal fur breed memiliki lapisan bawah kulit yang berfungsi menjaga kesehatan rambut, sedangkan Rex breeds mempunyai rambut pendek untuk melindungi kulit dan jenis Satin breeds mempunyai serat rambut yang abnormal untuk memproduksi sheen.
Tingkah laku yang sering kita amati bila kelinci kita sering memakan feses atau kotorannya sendiri, hal ini bukan berarti kelinci mengalami gangguan atau masalah kesehatan namun hal ini sangat normal terjadi pada kelinci. Hal ini terjadi karena kelinci mempunyai struktur anatomi pencernaan yang unik yaitu adanya cecotropesatau night feces yang lembut seperti kotoran cair. Hal ini juga seringkali owner atau pemilik mengsalah artikan dengan adanya gangguan pencernaan atau diare pada hewan kelincinya padahal itu merupakan cecotrop yang tidak termakan oleh kelinci. Cecotrop sangatlah penting untuk nutria pada kelinci sebab mengandung kadar lemak yang tinggi, protein dari mikroba, vitamin B, natrium, kalium serta air. Sexual maturity atau masa birahi pada kelinci beragam tergantung dari masing-masing breed. Small breed umumnya sexual maturity nya pada umur 4 samapai 5 bulan, sedangkan medium breed pada umur 4 hingga 6 bulan dan pada large breed sexual maturity pada umur 5 hingga 8 bulan. Dan juga kelinci mempunyai kebiasaan untuk self grooming terutama pada area wajah, hingga bagian telinga.
Kelinci yang diliarkan atau hidup tidak dikandang akan mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan kelinci domestic. Kelinci domestic juga jarang sekali stress dengan lingkungan sekitar apabila sering beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini berbeda dengan wild rabbit atau kelinci yang diliarkan maka akan cemderung mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi. Pemeliharaan yang harus diperhatikan untuk kelinci yaitu Nutrisi pakan yang cukup dan seimbang. Waktu pemberian pakan yang baik untuk kelinci yaitu pada saat pagi atau subuh dan juga malam hari. Kelinci menyukai bahan pakan yang manis serta pakan yang mengandung molase atau sukrosa namun bukan pakan biasa yang dicampur dengan gula. Umumnya pet owner selalu memberikan pakan untuk kelinci kesayangannya dengan pellet sebab mudah didapatkan dan sudah diformulasikan mengandung bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kelinci namun umumnya pellet ini mengandung rendah serat. Apabila kelinci hanya diberikan pakan pellet saja maka akan menyebabkan obesitas dan membuat kotoran menjadi cair. Oleh karena itu seperti hay atau fres rumput, sayuran hingga buah pun juga bias diberikan untuk kelinci. Namun juga perlu diperhatikan ada beberapa tanaman yang juga bersifat toxic atau racun untuk kelinci seperti almond, Aloe vera, dan buah cherry.
Kelinci kesayangan kita juga harus dibiasakan untuk exercise atau bermain dan dibiarkan lepas dari kandangnya, hal ini dilakukan untuk menjaga fisik dan mental agar selalu dalam keadaan baik. Bermain di rumput secara teratur juga merangsang untuk defekasi dan urinasi secara normal, sehingga sangat baik untuk menjaga kesehatan pencernaan dan system perkemihan. Selain itu juga, jika membiarkan kelinci kesayangan bermain bebas di rumput juga mendapatkan sinar matahari yang mengandung vitamin D. Kandang yang baik untuk kelinci yaitu jauh dari suara yang bisik sebab dapat menyebabkan stress, alas kandang yang harus selalu bersih dan juga dapat diberikan hay atau rumput sebagai alas sehingga membuat kelinci terhindar dari penyakit pododermatitis dan penyakit kulit lainnya, serta pengaturan suhu yang ada di kandang agar tidak terlalu panas dan cukup ventilasi. Penggantian alas lantai pada kandang harus rutin dibersihkan agar meminimalisir adanya infeksi.
Gambar : Contoh kandang untuk Kelinci Outdoor

Contoh gambar Kandang Kelinci indoor




Sumber pustaka:
Delaney, CAJ. 2000. Exotic Companion Medicine Handbook. Biological Education Network, Lake worth, Florida.

Quensberry KE, Carpenter WJ.2004. Ferret, Rabbit and Rodents Clinical Medicine and Surgery. El Savier Saunders. United State of America.