oleh Dinda Mahardika, DRH
Kelinci merupakan pet exotic yang
termasuk dalam golongan family Leporidae
dan Ochotonidae. Nama ilmiah untuk
jenis kelinci yang ada di seluruh dunia yaitu Oryctolagus cuniculus. Kelinci dibagi ke dalam beberapa breed atau
jenis yang ada di seluruh dunia yaitu fancy
breeds dan fur breed. Pada
kelompok fur breed diklasifikasikan
menjadi normal fur breeds, Rex breeds
dan Satin breeds. Untuk normal fur breed memiliki lapisan bawah kulit yang
berfungsi menjaga kesehatan rambut, sedangkan Rex breeds mempunyai rambut
pendek untuk melindungi kulit dan jenis Satin breeds mempunyai serat rambut
yang abnormal untuk memproduksi sheen.
Kesehatan kulit dan rambut sangat penting untuk selalu diperhatikan, sebab jika
kita tidak merawat dengan baik maka akan banyak factor penyakit yang dapat
merusak kesehatan rambut dan kulit kelinci kita, salah satunya yaitu
Ektoparasit.
Gangguan pada kulit dan rambut yang
disebabkan oleh ektoparasit pada kelinci yaitu, ear mites, fur mites, scabies,
dan pinjal. Ektoparasit yang pertama yakni ear mites, yang disebabkan oleh
tungau Psoroptes cuniculi. Gejala
klinis yang ditimbulkan dari infestasi parasit ini yaitu crusting atau keropeng dan inflamasi atau bengkak pada area wajah,
dewlap, leher, serta area kaki serta pruritus atau rasa gatal. Ektoparasit yang
berikutnya yaitu fur mites, yang disebabkan oleh Cheyletiella parasitovorax.
Parasit ini pada kelinci bersifat zoonosis
atau dapat juga menular kepada kita, serta juga dapat menular ke anjing dan kucing,
parasit ini pada manusia dapat menyebabkan pruritic
dermatitis atau rasa gatal pada kulit. Fur mites pada kelinci ini sering
umumnya dikira sebagai ketombe sebab tampak kasat mata atau makroskopis
berwarna putih yang menempel di bulu kelinci oleh sebab itu parasit ini juga
disebut walking dandruff. Gejala
klinis yang ditimbulkan oleh parasit ini yaitu kulit yang kering, alopecia atau
kebotakan, dan rambut yang mudah rontok. Kelinci yang mudah terserang parasit
ini umumnya pada umur muda, system imun yang drop serta kelinci yang obesitas
atau kegemukkan sehingga sulit untuk grooming dirinya sendiri.
Selain fur mites dan ear mites,
parasit yang menyebabkan gangguan kesehatan kulit yaitu scabies dan juga
pinjal. Scabies pada kelinci ini seringkali kasus yang umum ditemukan terutama
untuk kelinci yang manajemen lingkungan kandang yang kurang bersih. Scabies
pada kelinci disebabkan oleh parasit Sarcoptes
scabiei, gejala klinis yang ditimbulkan akibat infestasi dari tungau ini
yaitu crusting pada area daun
telinga, sela-sela kaki, alopecia di sekitar kaki, kepala dan juga leher. Infestasi
ektoparasit selanjutnya yaitu yang disebabkan oleh flea atau pinjal. Flea atau
pinjal ini yaitu ektoparasit Ctenocepalidhes
sp., parasit ini tidak hanya menginfestasi pada anjing dan kucing saja
namun juga menyebabkan gangguan kulit pada kelinci.Infestasi dari flea atau
pinjal ini umumnya terjadi pada kelinci yang sedang bunting.
Gambar : Kelinci terinfestasi Fur mite |
Gambar:Cheyleitellaparasitovorax. |
Ektoparasit pada kelinci bukanlah masalah yang
dianggap sepele, apabila kelinci kesayangan kamu terinfestasi ektoparasit, maka
segera cek up kesehatan kulit dan rambut kelinci kesayangan kamu ke dokter
hewan agar penanganan dilakukan secara tepat.
Pencegahan terhadap ektoparasit baik itu fur mites,
scabies maupun pinjal yaitu untuk selalu menjaga kebersihan kandang disekitar
kelinci. Serta selalu rajin membersihkan peralatan pakan dan minum, alas
kandang yang kemudian didesinfektan secara rutin, dan jangan lupa untuk selalu
cek up kesehaan kelinci untuk tindakan preventif sedari dini.
SUMBER
PUSTAKA:
Quensberry
KE, Carpenter WJ.2004. Ferret, Rabbit and Rodents Clinical Medicine and
Surgery. El Savier Saunders. United State of America.
Delaney,
CAJ. 2000. Exotic Companion Medicine Handbook. Biological Education Network,
Lake worth, Florida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar