Jumat, 16 Februari 2018

CARA MERAWAT ANAK ANJING

cara merawat anak anjing
oleh DRH alvin febrianth

            Anjing ketika masih kecil atau puppy memang terlihat sangat menggemaskan. Tetapi hampir mirip dengan anak bayi, butuh perhatian lebih dalam menjaga kesehatannya. Meskipun induk anjing bisa merawat anaknya sendiri, tidak jarang pula yang membutuhkan bantuan dari kita untuk merawat anaknya.
            Usia kebuntingan anjing yaitu rata-rata 60-65 hari, dengan rata-rata jumlah anaknya 2-4 ekor tergantung dari breed anjing tersebut. Pada umur kebuntingan 14 hari sudah bisa dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG. Beberapa induk anjing ketika melahirkan bisa merawat anaknya sendiri tanpa bantuan dari manusia. Tetapi kadang induk anjing butuh bantuan dari kita, kondisi seperti ini biasanya karena induk anjing terlalu lemas setelah melahirkan. Ada beberapa anjing yang tidak bisa melahirkan secara normal dan harus dilakukan operasi Caesar. Hal ini bisa terjadi karena anak anjing terlalu besar, posisi anak anjing sungsang atau ada gangguan dari organ reproduksinya.
            Jika induk anjing setelah proses melahirkan tidak mau merawat anaknya, kita harus membantu merawat anaknya. Hal pertama yang dilakukan adalah menyobek kantong amnion jika anaknya masih terbungkus. Kemudian mengeringkan anaknya dengan cara menggosok badannya berlawanan arah rambut. Menyedot cairan yang ada di lubang hidung dan mulut juga harus dilakukan agar anak anjing langsung bisa bernafas dengan lancar. Setelah anak anjing sudah terlihat bisa bernafas dan bisa “menangis”, kita keringkan anggota tubuh yang lain. Tali pusar yang masih menempel juga harus dipotong dengan hati-hati dan tidak terlalu dekat dengan perut, menggunakan gunting steril atau bersih, tetapi sebelumnya tali pusar tersebut harus diikat dengan menggunakan benang. Setelah dipotong tali pusarnya bisa diberikan antiseptic seperti betadine sedikit saja pada bagian yang dipotong. Setelah semua selesai bisa langsung didekatkan dengan induknya agar langsung menyusui.
            Hal berikutnya yang harus dipersiapkan adalah kandang tempat melahirkan dan menyusui. Kandang harus disesuaikan dengan breed anjing tersebut, jangan terlalu sempit terutama untuk anjing large breed. Posisi kandang tidak boleh diarea terbuka yang bisa terkena sinar matahari langsung bahkan kehujanan. Jauhkan kandang dari hewan lain agar induk dan anak anjing tidak mudah stress. Selalu berikan alas pada kandangya, dan pastikan tidak ada celah yang dapat menyebabkan anak anjing keluar atau jatuh dari kandang. Selalu menjaga kebersihan kandang.
            Anak anjing ketika lahir harus mendapatkan air susu dari induknya, karena air susu induk mengandung kolostrum yang sangat baik untuk daya tahan tubuh anak anjing. Jika tidak mendapat air susu dari induk, anak anjing rentan terkena penyakit karena daya tahan tubuhnya tidak seimbang. Ada beberapa kondisi anak anjing tidak bisa mendapat air susu dari induknya, seperti induknya tidak mau menyusui anaknya atau air susu induk tidak keluar. Jika terdapat kondisi seperti ini bisa diberikan susu formula khusus untuk anjing setiap 2 jam sekali.
            Kadang kala induk anjing jarang membersihkan anaknya, oleh karena itu kita harus ikut serta membersihkan anaknya. Bagian yang sering terlihat kotor adalah bagian sekitar wajah karena bekas dari air susu dan area sekitar pantat bekas kotorannya. Kita bisa membersihkan menggunakan kapas atau tissue yang dibasahi menggunakan air hangat. Kemudian harus kita keringan lagi menggunakan tissue atau kapas agar tidak terlalu lembab.
            Anak anjing mulai belajar makan kurang lebih umur 1 bulan, tetapi porsi untuk menyusui masih besar. Ketika umur 2 atau 3 bulan, anak anjing sudah mulai lebih banyak makan dari pada menyusui. Ketika anak anjing sudah masuk sapih, kita bisa memberikan pakan khusus anak anjing, agar nutrisinya seimbang untuk pertumbuhannya. Selalu awasi anak anjing terutama yang sudah bisa makan sendiri agar tidak memakan atau menelan benda-benda yang lain. Karena usia 3 bulan ke atas rata-rata anak anjing sangat aktif dan suka mengigit benda yang ada disekitarnya.



            Pemberian obat cacing pada anak anjing bisa diberikan mulai umur 6 minggu. Vaksinasi pada anak anjing sangat penting karena dapat mencegah penyakit-penyakit yang berbahaya dan menular pada anjing seperti parvo, distemper, rabies dan lain-lain. Jadwal vaksinasi pertama untuk anak anjing bisa diberikan pada usia 6 minggu dan dilakukan pengulangan sesuai jadwal dari dokter hewan.



            Anak anjing boleh dimandikan minimal usia 3 bulan. Karena biasanya anak anjing yang usianya dibawah 3 bulan masih rentan dengan kondisi kedinginan. Jika kita memandikan dengan cara yang salah, maka anak anjing sangat mudah mengalami kondisi kedinginan bahkan bisa menyebabkan kematian.

            Selalu periksakan dan konsultasikan semua tentang kesehatan secara rutin dengan dokter hewan. Agar anjing kesayangan kita bisa terhindar dari berbagai macam penyakit dan selalu dalam kondisi sehat.



Senin, 24 April 2017

EKTOPARASIT PADA ANJING DAN KUCING

oleh Alvin Febrianth, DRH

Gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing merupakan masalah yang sering dikeluhkan oleh pemilik hewan. Bahkan gangguan kulit dan rambut merupakan kasus yang hampir setiap hari ditangani oleh dokter hewan. Penyebab paling sering gangguan kulit dan rambut pada anjing dan kucing adalah karena ektoparasit. Ektoparasit adalah organisme yang merugikan yang berada diluar tubuh dalam hal ini berada pada kulit atau rambut anjing dan kucing. Ektoparasit yang dibahas kali ini yaitu pinjal (flea) pada anjing dan kucing.
Pinjal merupakan ektoparasit yang sering ditemukan pada anjing dan kucing. Spesies pinjal pada anjing yaitu ctenocephalides canis, sedangkan pada kucing ctenocephalides felis. Bahkan spesies pinjal ctenocephalides felis merupakan penyebab utama pada kasus ektoparasit karena pinjal pada anjing dan kucing. Pada anjing yang terdapat pinjal biasanya spesies yang ditemukan juga ctenocephalides felis. Pinjal memiliki warna tubuh cokelat kehitaman dan dapat dilihat dengan kasat mata pada kulit anjing atau kucing. Pinjal ini memiliki siklus hidup dari stadium telur, larva, pupa sampai dewasa membutuhkan waktu paling tidak 3 minggu. Dari stadium telur sampai pupa semuanya berada di lingkungan. Ketika sudah memasuki stadium dewasa barulah pinjal ini loncat ke tubuh anjing atau kucing. Pinjal ke tubuh anjing dan kucing dengan cara meloncat bukan terbang karena tidak memiliki sayap, beberapa menyebut pinjal dengan istilah kutu loncat.
Gambar 1. Ctenocephalides felis

Gejala klinis yang tampak jika anjing dan kucing terdapat pinjal yaitu rambut menjadi sangat rontok. Pada anjing yang terdapat pinjal biasanya pada bagian belakang tubuhnya terdapat kebotakan dan kulitnya sedikit kemerahan. Pada kucing tidak terlalu tampak, biasanya kerontokan dan kemerahan hampir diseluruh tubuhnya. Kemerahan pada kulit terjadi akibat garukan dari anjing dan kucing karena rasa gatal yang disebabkan oleh gigitan pinjal.
Selain gejala klinis yaitu kerontokan rambut pinjal juga dapat menyebabkan reaksi alergi, biasa disebut Flea Allergic Dermatitis. Alergi yang ditimbulkan akibat dari gigitan pinjal ke kulit anjing atau kucing. Pinjal ketika menggigit akan mengeluarkan saliva atau air liur yang menggandung zat allergen masuk ke dalam kulit. Akibatnya tubuh anjing atau kucing terutama bagian kulit akan merespon sebagai reaksi alergi berupa rasa gatal. Akibat dari respon alergi ini kulit juga akan tampak kemerahan. Pinjal selain menimbulkan masalah pada kulit juga menjadi agen penularan penyakit lain, yaitu dapat menularkan cacing ke dalam tubuh anjing atau kucing. Jika pinjal pada anjing atau kucing jumlahnya sangat banyak dapat juga menyebabkan anemia atau kekurangan darah karena pinjal di tubuh anjing atau kucing akan menghisap darah.
Gambar 2. Flea Allergic Dermatitis Pada Anjing

Gambar 3. Flea Allergic Dermatitis Pada Kucing

Jika anjing atau kucing tersebut terdapat pinjal maka harus diberikan treatment atau pengobatan. Treatment yang dilakukan yaitu pemberian anti ektoparasit, biasanya berupa tetes atau spot-on pada anjing dan kucing sebulan sekali. Jika dalam satu rumah terdapat anjing atau kucing lebih dari satu, harus diberikan treatment semuanya. Kemudian anjing atau kucing harus dimandikan satu minggu sekali dengan menggunakan shampoo khusus anti kutu. Karena pinjal ini juga berada di lingkungan maka harus menjaga kebersihan area sekitar dan properti yang digunakan seperti kandang, bak pasir, tempat makan dan minum. Kandang, bak pasir dan lingkungan sekitar bisa dicuci atau dibersihkan dengan desinfektan khusus.
Pencegahan yang dilakukan agar anjing dan kucing tidak terkena pinjal yaitu dengan membatasi bermain di tempat-tempat kotor seperti di rumput atau di tanah. Batasi kontak dengan anjing atau kucing lain. Selalu perhatikan jadwal pengulangan pemberian obat anti ektoparasit dan jadwal memandikan anjing dan kucing. Selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama kandang dan area bermain. Selalu konsultasikan ke dokter hewan jika anjing atau kucing kita terdapat pinjal atau masalah kulit dan rambut.

Sumber Pustaka :
Medleau, L. and K.A. Hnilica. 2006. Small Animal Dermatology: A Color Atlas and Therapeutic
Guide. Second Edition. Saunders Elsevier. USA.
Nuttal, T., Richard G.H. and Patrick J.M. 2009. A Colour Handbook of Skin Diseases of the Dog
and Cat. Second Edition. Manson Publishing Ltd. UK.
Rhodes, Karen H. and Alexander H. Werner. 2011. Blackwell’s Five-Minute Veterinary Consult
Clinical Companion:Small Animal Dermatology. Second Edition. Blackwell Publishing
Ltd., USA.


Pencegahan Ektoparasit pada Kelinci

oleh Dinda Mahardika, DRH
Kelinci merupakan pet exotic yang termasuk dalam golongan family Leporidae dan Ochotonidae. Nama ilmiah untuk jenis kelinci yang ada di seluruh dunia yaitu Oryctolagus cuniculus. Kelinci dibagi ke dalam beberapa breed atau jenis yang ada di seluruh dunia yaitu fancy breeds dan fur breed. Pada kelompok fur breed diklasifikasikan menjadi normal fur breeds, Rex breeds dan Satin breeds. Untuk normal fur breed memiliki lapisan bawah kulit yang berfungsi menjaga kesehatan rambut, sedangkan Rex breeds mempunyai rambut pendek untuk melindungi kulit dan jenis Satin breeds mempunyai serat rambut yang abnormal untuk memproduksi sheen. Kesehatan kulit dan rambut sangat penting untuk selalu diperhatikan, sebab jika kita tidak merawat dengan baik maka akan banyak factor penyakit yang dapat merusak kesehatan rambut dan kulit kelinci kita, salah satunya yaitu Ektoparasit.
Gangguan pada kulit dan rambut yang disebabkan oleh ektoparasit pada kelinci yaitu, ear mites, fur mites, scabies, dan pinjal. Ektoparasit yang pertama yakni ear mites, yang disebabkan oleh tungau Psoroptes cuniculi. Gejala klinis yang ditimbulkan dari infestasi parasit ini yaitu crusting atau keropeng dan inflamasi atau bengkak pada area wajah, dewlap, leher, serta area kaki serta pruritus atau rasa gatal. Ektoparasit yang berikutnya yaitu fur mites, yang disebabkan oleh Cheyletiella parasitovorax. Parasit ini pada kelinci bersifat zoonosis atau dapat juga menular kepada kita, serta juga dapat menular ke anjing dan kucing, parasit ini pada manusia dapat menyebabkan pruritic dermatitis atau rasa gatal pada kulit. Fur mites pada kelinci ini sering umumnya dikira sebagai ketombe sebab tampak kasat mata atau makroskopis berwarna putih yang menempel di bulu kelinci oleh sebab itu parasit ini juga disebut walking dandruff. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh parasit ini yaitu kulit yang kering, alopecia atau kebotakan, dan rambut yang mudah rontok. Kelinci yang mudah terserang parasit ini umumnya pada umur muda, system imun yang drop serta kelinci yang obesitas atau kegemukkan sehingga sulit untuk grooming dirinya sendiri.
Selain fur mites dan ear mites, parasit yang menyebabkan gangguan kesehatan kulit yaitu scabies dan juga pinjal. Scabies pada kelinci ini seringkali kasus yang umum ditemukan terutama untuk kelinci yang manajemen lingkungan kandang yang kurang bersih. Scabies pada kelinci disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei, gejala klinis yang ditimbulkan akibat infestasi dari tungau ini yaitu crusting pada area daun telinga, sela-sela kaki, alopecia di sekitar kaki, kepala dan juga leher. Infestasi ektoparasit selanjutnya yaitu yang disebabkan oleh flea atau pinjal. Flea atau pinjal ini yaitu ektoparasit Ctenocepalidhes sp., parasit ini tidak hanya menginfestasi pada anjing dan kucing saja namun juga menyebabkan gangguan kulit pada kelinci.Infestasi dari flea atau pinjal ini umumnya terjadi pada kelinci yang sedang bunting.
Gambar : Kelinci terinfestasi Fur mite


Gambar:Cheyleitellaparasitovorax.

Ektoparasit pada kelinci bukanlah masalah yang dianggap sepele, apabila kelinci kesayangan kamu terinfestasi ektoparasit, maka segera cek up kesehatan kulit dan rambut kelinci kesayangan kamu ke dokter hewan agar penanganan dilakukan secara tepat.
Pencegahan terhadap ektoparasit baik itu fur mites, scabies maupun pinjal yaitu untuk selalu menjaga kebersihan kandang disekitar kelinci. Serta selalu rajin membersihkan peralatan pakan dan minum, alas kandang yang kemudian didesinfektan secara rutin, dan jangan lupa untuk selalu cek up kesehaan kelinci untuk tindakan preventif sedari dini.

SUMBER PUSTAKA:
Quensberry KE, Carpenter WJ.2004. Ferret, Rabbit and Rodents Clinical Medicine and Surgery. El Savier Saunders. United State of America.
Delaney, CAJ. 2000. Exotic Companion Medicine Handbook. Biological Education Network, Lake worth, Florida.


Selasa, 18 April 2017

INFESTASI CAPLAK PADA ANJING

INFESTASI CAPLAK PADA ANJING
oleh Maria Ulfa, DRH


Caplak dan penyakit nya
Kutu adalah organisme parasit berwarna cokelat, kecil yang hidup. Organisme ini membutuhkan darah dari hewan untuk bertahan hidup. Sayangnya, kutu juga cenderung menjadi pembawa berbagai penyakit serius, dan dapat menularkan penyakit di tubuh anjing yang menjadi hospes/inangnya. Caplak membawa penyakit seperti penyakit Lyme, bakteri ehrlichia, dan anaplasmosis. Gigitan caplak sendiri dapat menyebabkan infeksi kulit.

Meski jarang, kutu anjing juga bisa menjadi perantara infeksi cacing pita pada manusia. Penyakit tersebut dinamakan dipilidiasis, yaitu ketika seseorang terinfeksi cacing bernama Dipylidium caninum. Seseorang menderita penyakit ini jika secara tidak sengaja menelan kutu anjing yang sudah terinfeksi parasit cacing Dipylidium caninum.
 
Gejala bermacam - macam antara tiap penyakit, antara lain demam, nyeri, ruam, dan mual.
 
Penyebab caplak pada anjing
 
Infestasi caplak dapat terjadi ketika satu caplak sudah masuk ke dalam rumah, kontak dengan anjing 
lain yang sudah terinfeksi caplak, sanitasi lingkungan rumah yang perlu diperhatikan karena bisa saja
telur, larva, nimfa, dan sebagian caplak dewasa bisa ditemukan di balik karpet, seprai, tempat anjing 
biasa tidur dan pojok – pojok ruangan yang lembab, hangat, gelap.  
 
Mulailah pencarian caplak dari sisi atas punggung anjing Anda kemudian turun ke kedua sisi dada dan perutnya. Pastikan untuk mencari di dalam dan sekitar :
·         Tungkai
·         Di antara jari-jari kaki dan bantalan kaki
·         Di bawah tungkai (ketiak), perut, dada, dan ekor
·         Di atas, di dalam, dan di bawah kuping
·         Muka dan puncak kepala
·         Dagu
·         Bagian depan leher

Gejala yang ditimbulkan dari infestasi caplak

Selama kutu ada di rumah Anda, sejumlah besar kutu dapat ditemukan pada tubuh atau hewan peliharaan Anda. karena kutu membutuhkan darah dari hewan untuk bertahan hidup, mereka akan menempel anjing/ hewan kesayangan anda.

Kutu bergerak cepat di seluruh tubuh, tetapi mereka lebih memilih daerah yang hangat dan lembab. Mereka sering ditemukan di ketiak, selangkangan, atau kulit kepala. Setelah caplak telah menemukan tempat yang mereka suka, caplak akan menggigit anjing anda. Tidak seperti gigitan serangga lainnya, gigitan ini tidak menimbulkan rasa sakit.

Anda harus selalu memeriksa tubuh hewan peliharaan anda untuk memastikan adanya caplak. Pastikan untuk memeriksa setiap bintik-bintik cokelat atau hitam. Jangan hanya fokus pada daerah di mana kutu biasanya ditemukan. Kutu berbagai ukuran dari kecil seperti biji kopi atau berukuran besar sebagai besar. Pada caplak dikenal dengan tick borne illness yaitu penyakit yang ditimbulkan oleh karena gigitan caplak, dengan gejala klinis seperti berikut :

• demam atau menggigil (hipotermi)
• nyeri atau flu
• sakit kepala
• kelelahan
 • ruam
Banyak gejala-gejala penyakit ini mirip dengan kondisi kesehatan lainnya. Ruam yang berkembang dengan penyakit tick-borne dapat lebih mudah terdiagnosa. Namun, kadang-kadang ruam hilang setelah gejala lainnya terjadi.
Segera bawa hewan kesayangan / anjing kesayangan anda untuk cek ke dokter hewan. Dokter hewan dapat membantu mendiagnosa penyakit tick-borne. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang berhubungan dengan penyakit ini.

Cara Mengendalikan dan Mencegah Infestasi caplak?

Caplak yang melekat pada kulit dapat diambil dan diletakkan dalam wadah berisi cairan.
Untuk mengambil caplak yang sudah menggigit anda atau anjing kesayangan, ambil caplak menggunakan pinset. Kemudian, menariknya perlahan-lahan dan tidak ragu. Jangan gunakan Vaseline, minyak, atau alkohol untuk membunuh caplak. Metode ini dapat menyebabkan mulut caplak tetap menempel pada tubuh anjing, dan dapat menyebabkan infeksi. Anda juga dapat menggunakan semprotan atau bubuk desinfektan untuk membantu sterilisasi caplak dalam rumah Anda. Meskipun dimungkinkan untuk mengendalikan caplak setelah infeksi, untuk jauh lebih baik untuk mencegah caplak di lingkungan rumah / tempat anjing kesayangan anda dipelihara saat pertama kali.
Untuk mencegah caplak semakin banyak dan menyebar dalam rumah Anda, cobalah untuk membuat properti sekitarnya tidak cocok untuk caplak. caplak tidak suka lingkungan kering dan tidak bisa hidup di vegetasi singkat. Menjaga rumput di halaman anda/lingkungan akan membantu anda menyingkirkan caplak dekat rumah anda.
Jika rumah anda dikelilingi oleh rumput yang lebat atau tanah di mana kutu biasanya ditemukan, Anda bisa semprotkan lingkungan dengan desinfektan khusus untuk membantu menghilangkan caplak. Kebanyakan desinfektan akan efektif dengan lebih dari satu kali aplikasi. Anda juga harus membersihkan setiap daerah di sekitar rumah Anda yang mungkin menarik tikus karena mereka sering membawa caplak.
Anda harus secara teratur memeriksakan hewan peliharaan/anjing anda ke dokter hewan untuk mengetahui adanya infestasi caplak. Hewan peliharaan Anda tentu memerlukan pengobatan untuk gigitan caplak akibat infestasi caplak.


SUMBER :
http://www.healthline.com/health/tick-infestations#control-and-prevention4
file:///C:/Users/office/Downloads/2600-2840-1-PB.pdf
http://www.alodokter.com/kutu-anjing-risiko-penyakit-dan-cara-mengobati-gigitannya

http://id.wikihow.com/Menghilangkan-Caplak-pada-Anjing

SCABIOSIS PADA HEWAN KESAYANGAN

Oleh Nindya Kusuma, DRH

Kesehatan hewan kesayangan menjadi penting karena keberadaan hewan kesayangan begitu sangat dekat dengan kehidupan manusia terlebih hubungan manusia dengan hewan kesayangan bukan lagi sebatas hewan peliharaan tetapi sebagai anggota keluarga. Kesehatan hewan kesayangan perlu diperhatikan mengingat terdapat penyakit pada hewan kesayangan yang dapat menular ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Salah satu penyakit yang dapat menular ke manusia yang menyerang gangguan kulit yaitu Scabiosis (penyakit scabies). Kulit berfungsi memberikan perlindungan dan dapat merasakan panas, dingin, rasa sakit dan gatal. Kondisi kulit dan rambut hewan dapat menjadi indikator dari status kesehatan hewan tersebut. Sehingga keberadaan penyakit scabies perlu mendapatkan perhatian karena mempengaruhi nilai estetika dari kulit hewan kesayangan tersebut.
Penyakit scabies atau kudis disebabkan oleh ektoparasit tungau (mite) yaitu Sarcoptes scabiei. Tungau ini berada di lapisan kulit epidermis dan karena ukurannya yang kecil maka hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan mikroskop. Untuk mendiagnosa keberadaan Sarcpotes scabiei maka dilakukan scrapping atau kerokan kuit pada lesi yang dicurigai. Siklus hidup Sarcoptes scabiei dimulai dari tungau betina bunting membuat terowongan di stratum korneum untuk bertelur. Telur tersebut berada dalam terowongan kira-kira 3-10 hari kemudian menetas menjadi larva berkaki 6. Dalam 1-2 hari larva berubah menjadi nimfa stadium pertama dan kedua yang berkaki 8 lalu larva tersebut berubah menjadi tungau betina muda. Waktu yang diperlukan telur menjadi tungau dewasa lebih kurang 17 hari.
Sarcoptes scabiei menimbulkan kegatalan sehingga anjing dan kucing sering menggaruk akibat rasa gatal yang ditimbulkan oleh tungau tersebut. Karena kegatalan yang ditimbulkannya mengakibatkan nafsu makan mengalami penurunan. Selain itu, adanya kegatalan yang menyebabkan anjing dan kucing tersebut menggosok-gosokkan daerah yang gatal ke kandang dan menggigit kulitnya secara terus-menerus sehingga kulit akan terkelupas. Hal tersebut akan menambah keparahan penyakit sehingga timbul peradangan di kulit dan diikuti oleh kerontokan rambut. Penularan Sarcoptes scabiei dapat terjadi melalui kontak langsung baik dari permukaan kulit secara langsung atau dari benda-benda yang terkontaminasi Sarcoptes scabiei
Anjing dan kucing  yang menderitas scabies bisa sangat parah apabila tidak diobati. Lesi scabies biasanya kulit menjadi berkerak mulai dari moncong, tepi daun telinga, dan kaki. Lesi tersebut dapat meluas ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerontokan rambut.  
Foto lesi scabies pada kucing


Foto Sarcoptes scabiei di bawah mikroskop  

Untuk hewan yang terinfestasi scabiosis diberikan obat antiektoparasit. Kemudian hewan tersebut di grooming 1 minggu 1 kali dengan menggunakan shampoo khusus antiektoparasit atau antiscabies. Treatment semua hewan peliharaan yang ada di rumah karena scabiosis sangat menular.    
Pencegahan agar hewan kesayangan tidak tertular Sarcoptes scabies yaitu dengan membatasi hewan kesayangan bermain di rumput atau tanah. Cegah hewan peliharaan kontak dengan hewan lain terutama hewan liar. Rutin membersihkan kandang dan properti yang digunakan minimal sehari sekali dengan menggunakan desinfektan. Selalu perhatikan jadwal pengulangan obat antiektoparasit dan jadwal grooming.
Untuk pencegahan penularan ke manusia selalu gunakan sarung tangan atau gloves ketika memegang hewan yang terinfestasi scabiosis. Kemudian jangan lupa cuci tangan setelah memegang hewan tersebut.
Apabila anjing dan kucing kesayangan kalian menunjukkan gejala seperti yang telah diuraikan pada artikel ini maka disarankan segera membawa ke dokter hewan agar segera dapat dilakukan pengobatan.

SUMBER
Levine, N.D. 1994. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner (terjemahan). Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 325-327.
Scott, DW; Miller, WH; Griffin, CE. 2001. Muller & Kirk’s Small Animal Dermatology 5th . Philadelphia. W.B. Saunders. 




Sabtu, 01 April 2017

MENJAGA KESEHATAN TELINGA PADA KUCING

oleh Alvin Febrianth, DRH

Sebagai pemilik hewan terutama kucing, kita wajib menjaga kesehatannya. Tetapi sering kali kita melupakan kesehatan telinga kucing. Kadang kita lebih sering memperhatikan kesehatan kulit dan rambut sehingga kita melupakan kesehatan telinga. Meskipun kucing merupakan hewan yang bisa menjaga kebersihan dirinya sendiri terutama pada bagian telinga, kadang membutuhkan bantuan dari kita untuk membersihkannya. Karena jika kebersihan telinga kucing jarang sekali diperhatikan, kemungkinan ada gangguan atau infeksi pada telinganya semakin besar. Oleh karena itu kita harus lebih sering memperhatikan kebersihan atau kesehatan telinga kucing kita.
Sebagian pemilik jarang memperhatikan kesehatan telinga kucing karena takut membersihkannya. Beberapa orang membersihkan telinga kucing tetapi hanya bagian luarnya saja. Jika kita hanya membersihkan telinga kucing kita hanya bagian luarnya saja, ada kemungkinan bagian dalam telinga masih banyak kotorannya. Untuk itu kita harus tahu cara membersihkan telinga pada kucing yang benar, agar kesehatan telinga kucing kita selalu terjaga.
Ada beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mulai membersihkan telinga kucing. Alat yang dipersiapkan yaitu cotton bud dan kapas atau tisu. Cotton bud digunakan untuk membersihkan bagian dalam telinga, untuk bagian luar bisa menggunakan kapas atau tisu. Untuk bahan yang dipersiapkan yaitu cairan pembersih telinga atau ear cleaner. Saat ini sudah banyak cairan pembersih telinga dijual di pet shop. Ada berbagai macam cairan pembersih telinga, sebaiknya terlebih dahulu dibaca aturan pemakaiannya. Beberapa cairan pembersih telinga hanya boleh untuk bagian luar telinga saja, ada beberapa juga yang boleh untuk bagian dalam telinga.
Setelah alat dan bahan sudah kita persiapkan, kita bisa memulai membersihkan telinga kucing kita. Pastikan kucing kita dalam keadaan tenang dan nyaman. Beberapa kucing susah untuk dipegang, jika kondisi seperti ini butuh satu orang lagi untuk bantu memegangi kucing kita. Kebanyakan kucing tidak suka ketika dibersihkan telinganya, oleh karena itu kita harus membersihkan telinganya dengan benar agar kucing kita tidak stress atau trauma ketika dibersihkan telinganya.
Teteskan sedikit cairan pembersih telinga ke dalam telinga kucing. Pastikan cairan tersebut boleh diberikan untuk telinga bagian dalam. Kemudian pijat telinga kucing sebentar dan lepaskan. Bersihkan bagian dalam telinga kucing menggunakan cotton bud secara perlahan. Tidak perlu takut untuk membersihkan telinga kucing bagian dalam, karena struktur telinga dari kucing agak berbeda dengan manusia. Setelah bagian dalam sudah selesai, bersihkan bagian luar menggunakan kapas atau tisu. Pastikan telinga kucing kering dari sisa cairan pembersih telinga. Lakukan hal yang sama pada telinga satunya.
Lakukan kegiatan membersihkan telinga kucing secara rutin, paling tidak satu minggu sekali atau mengikuti jadwal grooming. Jika hal ini kita lakukan secara rutin, maka kita bisa memantau kesehatan telinga kucing kita. Jika kita jarang membersihkan telinga kucing kita, kemungkinan infeksi pada telinga bisa terjadi. Kita tidak boleh juga terlalu sering membersihkan telinga kucing kecuali atas petunjuk dari dokter hewan.
Infkesi pada telinga dapat terjadi karena kita jarang memperhatikan kebersihan telinga kucing kita. Gejala infeksi pada telinga yang terlihat yaitu adanya kotoran telinga yang sangat banyak bahkan bersifat basah dan berbau tidak sedap. Penyebab infeksi telinga yaitu bisa karena adanya tungau telinga, bakteri atau jamur. Semua penyebab infeksi telinga terjadi akibat dari kotoran telinga yang menumpuk terlalu banyak karena jarang dibersihkan. Jika ternyata kucing kita menunjukkan gejala seperti itu segera bawa ke dokter hewan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Sekarang kita tahu pentingnya menjaga kebersihan telinga pada kucing kita. Mulai sekarang kita bisa rutin memeriksa dan membersihkan telinga kucing kita. Untuk cara membersihkan telinga kucing dengan benar bisa langsung melihat video kita di youtube.



Sumber Pustaka :
Carlson, D.G. and J.M. Griffin. 2008. Cat Owner’s Home Veterinary Handbook. Third Edition.
Wiley Publishing, Inc., Hoboken, New Jersey


Minggu, 26 Maret 2017

PROTEKSI HEWAN KESAYANGAN DARI INFEKSI CACING

PROTEKSI HEWAN KESAYANGAN DARI INFEKSI CACING 
Oleh Nindya Kusuma, DRH

Anjing dan kucing bukan lagi sebatas hewan kesayangan atau hewan peliharaan tetapi juga sebagai keluarga. Pet’s lovers pasti memiliki kedekatan emosional dengan hewan kesayangan kamu. Kedekatan tersebut yang membuat pet lover’s sekalian ingin agar anjing dan kucing kalian sehat selalu agar selalu dapat bermain bersama. Managament pemeliharaan hewan kesayangan sangat diperlukan, salah satunya adalah dengan pemberian obat cacing terhadap hewan kesayangan kamu. Dengan memberikan obat cacing berarti pet lover’s peduli terhadap kesehatan pet lover’s juga.
Infeksi cacing di dalam tubuh anjing dan kucing sangat merugikan karena dapat menyebabkan hewan nafsu makan menurun sehingga  hewan menjadi kurus, batuk, gangguan saluran pencernaan dan anemia. Gejala klinis cacingan yang muncul yaitu lemas, bulu kusam, nafsu makan menurun, diare atau feses bercampur dengan darah, muntah dan perut membesar.  
Pemberian obat cacing bukan hanya menjaga kesehatan anjing dan kucing tetapi juga kesehatan manusia, karena terdapat cacing yang dapat menular dari kucing dan anjing ke manusia. Salah satu cacing yang dapat menular ke manusia adalah cacing kait (Ancylostoma caninum) dan cacing gelang (toxocara canis dan toxocara cati). Manusia yang rentan terhadap penularan cacing adalah anak-anak. Penularan cacing ke manusia melalui termakannya atau terteannya telur infektif setelah bermain dengan kucing dan anjing kesayangan yang terinfeksi cacing kemudian tidak cuci tangan sebelum makan.    
Cacing gelang yang paling sering ditemukan pada anjing dan kucing adalah toxocara canis dan toxocara cati. Penularan infestasi toxocara pada anjing dan kucing dapat melalui intra-uterin yaitu dari induk anjing atau kucing ke fetus dengan cara melalui air susu dari induk ke anak atau melalui makanan yang tercemar telur cacing. Sehingga induk anjing dan kucing memiliki peranan penting dalam penularan terhadap anak-anaknya. Infestasi cacing toxocara pada anak anjing atau kucing dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kematian.
Gambar cacing Toxocara cati
Selain itu, juga ditemukan cacing Ancylostoma caninum pada anjing. Keberadaan cacing tersebut sangat berbahaya dapat menyebabkan anemia dan anjing menjadi kurus. Hal ini disebabkan, karena dalam sehari seekor cacing Ancylostoma caninum dapat menghisap darah sebanyak 0,1 ml di usus halus.    
Telur cacing Ancylostoma caninum  
          Pencegahan penularan cacing dari dari anjing dan kucing ke manusia dengan rutin memberikan obat cacing dan anak-anak selalu dibiasakan mencuci tangan setelah bermain dengan tanah dan hewan kesayangan. Jadi, segera bawa hewan kesayangan anda ke dokter hewan agar nantinya akan dijadwalkan pemberian obat cacing. Proteksi hewan kesayangan anda dari cacing, dengan begitu pet lover’s juga terproteksi dari penularan cacing yang dapat menular ke manusia.


          Sumber :
Soeharsono. 2002. Zoonosis Penyakit Menuar dari Hewan ke Manusia. Kanisius :
Yogyakarta.
Stephen. C, Barr; Dwight D., Bowman. 2006. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and
Feline Infectious Diseases and Parasitology. Blackwell Publishing.
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Gadjah Mada
University Press.