oleh Alvin Febrianth, DRH
Telinga merupakan salah
satu panca indera pada manusia. Pada hewan, telinga merupakan anggota tubuh
yang sangat penting. Sebagian hewan mampu mendengarkan suara yang manusia tidak
bisa dengarkan. Telinga pada hewan mampu mendengarkan suara yang berasal dari
kejauhan, sehingga mudah mendeteksi jika ada hewan lain atau musuh yang
mendekat. Pada hewan kesayangan terutama anjing atau kucing, sering mengalami
infeksi pada telinga. Oleh karena itu kita harus mengetahui gejala dan penyebab
dari infeksi pada telinga.
Sebelum masuk pada
pembahasan mengenai gejala dan penyebab infeksi telinga, kita harus memahami
terlebih dahulu bagian dari telinga hewan terutama anjing dan kucing. Telinga
dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian luar (eksterna), bagian tengah (media)
dan bagian dalam (interna). Infeksi
pada telinga yang sering terjadi biasanya terdapat pada bagian luar. Tidak
menutup kemungkinan infeksi terjadi pada telinga bagian tengah atau dalam. Jika
infeksi terjadi pada telinga bagian dalam, kemungkinan infeksi tersebut sudah
parah dan biasanya menyebabkan kehilangan pendengaran sampai mengarah ke
kehilangan keseimbangan.
Infeksi pada telinga
paling sering terjadi pada bagian luar. Jika infeksi ini tidak ditangani maka
infeksi dapat berlanjut ke telinga bagian tengah dan dalam. Gejala yang sering
muncul jika anjing atau kucing mengalami gangguan pada telinga yaitu sering
menggaruk telinga, menggoyangkan kepala serta banyak kotoran yang keluar dari
telinga. Kotoran telinga yang keluar biasanya berwarna kehitaman bahkan bisa
sampai berwarna putih dan cenderung berair dan berbau sangat tidak sedap. Pada
infeksi telinga yang parah atau infeksi pada bagian telinga tengah dan dalam
biasanya anjing atau kucing sering memiringkan kepalanya ke satu sisi, biasanya
ke sisi telinga yang sakit.
Garukan pada telinga
secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan gangguan
yang lain pada telinga, yaitu akan terjadi hematoma pada daun telinga. Hematoma
atau aural hematoma adalah penumpukan cairan dalam hal ini adalah darah pada
telinga akibat dari pecahnya pembuluh darah ditelinga akibat dari garukan.
Hematoma ini sangat mudah kita ketahui yaitu dengan meraba bagian daun telinga
anjing atau kucing, jika telinga tersebut mengalami pembengkakan atau ada
benjolan dan ketika kita tekan akan terasa ada cairan di dalamnya.
Ada beberapa yang
menjadi penyebab infeksi pada telinga anjing atau kucing. Faktor yang paling
sering menyebabkan infeksi pada telinga adalah adanya ear mites atau tungau
telinga. Ear mites yang paling sering ditemukan pada kasus infeksi telinga
yaitu Otodectes, tungau yang lain pun
bisa menyebabkan gangguan pada telinga. Penyebab yang lain yaitu adanya bakteri
dan jamur yang terlalu banyak. Jamur yang biasanya ditemukan ditelinga yaitu Malassezia pachydermatis. Faktor lain
yang bisa memicu munculnya infeksi pada telinga adalah adanya kotoran telinga.
Kotoran ini bisa berasal dari luar ataupun dari dalam telinga. Seperti pada
manusia, anjing dan kucing juga memproduksi cairan telinga yang berfungsi
menjaga kelembaban lubang telinga. Kotoran dari luar telinga biasanya berupa
pasir atau debu. Kotoran telinga bisa menjadi bertambah banyak karena ada
faktor pemicunya yaitu bisa karena terdapat ear mites atau adanya infeksi
bakteri.
Bisa dikatakan hampir
semua faktor penyebab infeksi telinga saling berhubungan. Sebagai contohnya
jika kotoran di dalam telinga menumpuk dan tidak dibersihkan, akan menyebabkan
suasana menjadi lembab sehingga menjadi lingkungan yang sesuai untuk tungau
bisa hidup. Akibat adanya tungau ditelinga yang semakin banyak, menyebabkan
kotoran telinga menjadi semakin banyak dan semakin lembab. Kondisi seperti ini
biasanya bakteri dan jamur bisa berkembang dengan sangat cepat. Sehingga di
dalam telinga saat ini tidak hanya satu faktor saja yang menjadi penyebab
infeksi. Biasanya pada kondisi seperti ini kotoran telinga akan lembek berwarna
putih dan berbau tidak sedap. Kucing atau anjing akan sangat tidak nyaman pada
kondisi seperti ini.
Ada beberapa penyebab
lain tetapi jarang terjadi infeksi telinga, diantaranya karena respon alergi.
Alergi bisa berasal dari lingkungan, pakan atau obat-obatan. Respon alergi
paling sering menunjukkan gejala klinis yaitu gangguan pada kulit, tetapi tidak
jarang menunjukkan gangguan pada telinga. Penyebab lain karena penyakit yang
menyebabkan sitem imunitas tubuh menurun, tumor pada telinga dan kelainan
anatomi atau bentuk telinga.
Infeksi pada telinga
bisa kita cegah dengan cara rutin membersihkan telinga minimal 1 minggu sekali.
Membatasi anjing atau kucing bermain ditempat lembab, di tanah atau tempat
kotor, serta di rumput. Jika setelah kita bersihkan telinga cepat kotor
kembali, atau kotoran telinga sangat banyak sekali serta anjing atau kucing
sering menggaruk telinga bahkan sampai kesakitan, ada kemungkinan anjing atau
kucing kita mengalami masalah atau infeksi pada telinga. Segera bawa ke dokter
hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter hewan akan mencari penyebab dari
infeksi telinga pada anjing atau kucing. Kemudian akan memberikan obat untuk
mengatasi penyebab infeksi pada telinga tersebut.
Saat ini sudah banyak
obat tetes untuk mengatasi infeksi pada telinga yang direkomendasikan oleh
dokter hewan. Obat tetes telinga ini sudah dibedakan berdasarkan faktor
penyebab infeksi telinga. Salah satunya ada obat tetes telinga yang memiliki
indikasi untuk infeksi telinga akibat dari bakteri. Kemudian berikutnya ada
juga obat tetes telinga yang memiliki indikasi untuk infeksi telinga akibat
dari ear mites atau tungau telinga. Biasanya pemakaian obat tetes telinga ini
digunakan selama tujuh hari kemudian dilakukan pemeriksaan ulang oleh dokter
hewan untuk mengetahui masih adakah faktor penyebab infeksi pada telinga anjing
atau kucing tersebut.
Sumber Pustaka :
Karren
H.R. and Alexander H.W. 2011. Blackwell’s Five-Minute Veterinary Consult
Clinical
Companion Small Animal Dermatology. Second Edition. John Wiley
& Sons Ltd, The
Atrium,
Southern Gate, Chichester, West Sussex, UK