Oleh Alvin Febrianth, DRH
Rongga
mulut merupakan organ pencernaan pertama yang terdiri dari lidah, gigi dan gusi
serta kelenjar air liur. Oleh karena itu jika terdapat masalah pada rongga
mulut baik itu masalah pada gigi, gusi atau lidah maka akan berpengaruh pada
sistem pencernaan yang lain. Karena pada rongga mulut inilah makanan pertama
kali masuk dan diproses dari bentuk yang besar dan keras menjadi bentuk yang
lebih kecil dan lunak. Sistem pencernaan berikutnya akan bekerja tidak maksimal
atau justru bekerja terlalu keras akibat dari proses pengolahan makanan tidak
sempurna akibat dari adanya gangguan pada rongga mulut. Oleh karena itu sebagai
pemilik kucing atau anjing kita harus mengetahui gejala-gejala ketika hewan
kesayangan kita memiliki gangguan pada rongga mulut.
Sebelum membahas gejala apa saja
yang biasanya muncul jika ada masalah pada rongga mulut, kita harus mengerti
apa saja yang terdapat pada rongga mulut dan apa saja perbedaan pada kucing
atau anjing. Mulut dibatasi di bagian depan dan samping oleh bibir dan pipi,
pada bagian atas terdapat langit-langit keras dan lunak, dan pada bagian bawah
terdapat lidah dan otot-otot mulut. Terdapat juga empat pasang kelenjar air
liur yang nanti dapat mengalir ke mulut. Faring adalah tabung
fibromuskular yang terdapat persis didepan tulang leher yang berhubungan dengan rongga hidung, rongga telinga, dan laring. Makanan
yang masuk akan dijaga agar tidak masuk ke paru-paru oleh epiglotis, yang bertugas
menutup laring dan trakea ketika hewan menelan, sehingga makanan dapat masuk ke
esophagus.
Pada rongga mulut terdapat gigi yang
pada anjing dan kucing terdapat perbedaan. Rata-rata kucing dewasa memiliki 30
gigi. Hal ini menunjukkan bahwa gigi kucing lebih sedikit selisih 2 gigi pada
manusia dan 12 gigi pada anjing. Gigi kucing dirancang untuk menangkap, memotong,
mencabik, dan merobek. Gigi belakang memiliki struktur seperti gigi depan,
yaitu runcing dan tajam. Gigi pada kucing tidak dirancang untuk mengunyah
makanan. Kucing biasanya menangkap makanan dengan cakar depan, kemudian
menggigit dengan ke empat taringnya, kemudian memotong makanan tersebut dengan
gigi belakang, dan menelan makanan tersebut tanpa mengunyah.
Organ lain pada rongga mulut adalah
lidah. Permukaan lidah kucing berbentuk seperti kait tajam yang mengarah ke
dalam menuju bagian belakang tenggorokan. Struktur lidah seperti ini yang
digunakan kucing sebagai “sisir” untuk merapikan rambutnya. Hal ini yang
menyebabkan kucing sering menjilati rambutnya atau kita sebut “Self grooming”. Jika kucing pernah
menjilat kita, maka lidah tersebut akan terasa sangat kasar. Tidak seperti
beberapa hewan, kucing juga tidak mungkin untuk menjilat luka-luka mereka
karena permukaan lidah yang kasar seperti itu justru akan menimbulkan rasa
sakit. Air liur yang dikeluarkan terdapat enzyme antibakteri yang dapat
membantu proses persembuhan luka.
Ada beberapa gejala yang muncul
ketika kucing atau anjing kita mengalami masalah pada rongga mulut. Gejala yang
paling sering terlihat yaitu kucing atau anjing kita menjadi berkurang nafsu
makannya atau bahkan tidak mau makan sama sekali. Ini adalah salah satu indikasi pertama penyakit mulut. Dalam hal ini,
tidak mau makan disebabkan oleh rasa nyeri pada mulut. Kucing atau anjing akan
sering duduk di samping tempat makanan, menunjukkan indikasi bahwa mereka ingin
makan, dan bahkan mungkin mulai makan sedikit, tetapi seketika dimuntahkan
lagi. Jika anda mencoba untuk memeriksa dengan membuka mulutnya mereka akan
merasa kesakitan dan berusaha untuk menghindar. Pada kucing tidak mau makan
merupakan masalah yang sangat serius. Bahkan 24 jam kucing tersebut tidak makan
sama sekali, maka akan terjadi ketidak seimbangan pada organ hati.
Pada
kucing akan terlihat rambut mereka terlihat tidak terawat.
Karena mulut digunakan untuk perawatan, indikasi lain dari kucing dengan
masalah pada mulut adalah kurangnya perawatan. Ketika mereka menjilati
rambutnya biasanya disertai dengan air liur, maka rambut di area sekitar mulut
akan terlihat basah karena produksi air liur yang berlebih. Rasa sakit pada
rongga mulut adalah salah satu penyebab utama produksi air liur menjadi
berlebihan. Air liur dapat berubah warna menjadi coklat atau merah indikasi
dari adanya infeksi atau pendarahan pada rongga mulut.
Gejala lain yang sering terlihat
adalah bau mulut. Mulut yang menjadi bau tidak seperti baiasanya merupakan hal
yang tidak normal. Kita harus menemukan penyebab dari bau mulut tersebut
sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan. Beberapa penyebab bau mulut
adalah stomatitis dan gingivitis. Karang pada gigi yang terlalu banyak adalah
penyebab lain dari bau mulut. Biasanya bau mulut disertai dengan air liur yang
berlebih merupakan indikasi adanya masalah mulut. Gangguan pada organ ginjal
biasanya juga menyebabkan bau dan ulcer pada mulut.
Pada kucing atau anjing yang
terdapat gangguan mulut biasanya menunjukkan reflek seperti batuk atau
tersedak. Hal ini biasanya terjadi jika ada benda asing pada rongga mulut yang
membuat sakit, sehingga ingin dikeluarkan. Pada beberapa kasus kucing atau
anjing terlihat susah membuka mulut atau terlihat kesusahan dalam menelan
walaupun hanya air. Hal ini terjadi biasanya karena terdapat masalah pada
rahang atau leher.
Dari gejala yang telah disebutkan,
tidak semua muncul jika terdapat gangguan pada mulut. Banyak masalah mulut
dapat didiagnosis dengan memeriksa bibir, gigi, dan rongga mulut. Tapi kita
harus berhati-hati tidak boleh dipaksa ketika melakukan pemeriksaan rongga
mulut jika kucing atau anjing kita merasa kesakitan. Segera bawa ke dokter
hewan jika melihat kucing atau anjing kita mengalami masalah mulut. Dokter
hewan akan memeriksa lebih lanjut penyebab gangguan mulut tersebut. Dokter
hewan juga akan memberikan obat dan biasanya akan menyarankan mengganti pakan
yang bentuk basah atau yang lembut untuk memudahkan anjing atau kucing kita
menggambil dan menelan.
Sumber
Pustaka :
Carlson, D.G. and J.M. Griffin. 2008. Cat Owner’s Home Veterinary
Handbook. Third Edition.
Wiley Publishing, Inc., Hoboken,
New Jersey
Carlson, D.G. and J.M. Griffin. 2007. Dog Owner’s Home Veterinary
Handbook. Third Edition.
Wiley Publishing, Inc., Hoboken,
New Jersey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar