Oleh Nindya Kusuma, DRH
Dalam melangsungkan kehidupannya
hewan kesayangan memerlukan makan. Proses perjalanan makanan akan memasuki
rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Gigi merupakan
alat prehensi utama dalam mengambil makan. Gigi adalah bagian keras yang
terdapat di dalam mulut. Anjing memiliki empat jenis gigi, yaitu gigi
incisivus, caninus, premolar dan molar. Gigi incisivus berfungsi
untuk memotong makanan, gigi caninus digunakan
untuk menangkap dan merobek makanan, gigi premolar untuk merobek dan membantu menggiling
makanan sedangkan gigi molar untuk mengunyah dan menggiling makanan.
Permasalahan gigi
pada anjing dan kucing yang sering ditemukan
adalah keberadaan karang gigi
atau tartar. Keberadaan karang gigi dapat mempengaruhi status kesehatan anjing.
Apabila karang gigi tidak diatasi maka akan menimbulkan bau tidak sedap dari
mulut sebagai akibat pembusukan bakteri di karang gigi sehingga anjing menjadi
gelisah. Penyebab anjing gelisah karena merasa kesakitan akibat peradangan
telah mengenai urat saraf menyebabkan nafsu makan menurun.
Menurut
Asosiasi Dokter Hewan Amerika apabila ditemukan penumpukan karang gigi pada
anjing maka anjing tersebut digolongkan anjing yang tidak sehat. Anjing dan
kucing yang berkarang gigi tebal dapat dipengaruhi oleh jenis pakan campuran
yaitu pakan kering dan basah. Sisa-sisa pakan basah akan mudah menempel pada
gigi sehingga memicu timbulnya karang gigi. Pada dasarnya, proses
pembentukan karang gigi dibagi menjadi 3 fase, yaitu pembentukan pelikel,
kolonisasi awal pada permukaan gigi dan kolonisasi sekunder serta pematangan
plak. Pada fase pembentukan pelikel, bakteri bergabung
dengan saliva dan sisa-sisa makanan di antara gigi dan gusi, selanjutnya plak
akan terbentuk dan berakumulasi pada gigi sehingga membentuk pelikel. Pelikel
merupakan kutikel yang tipis, bening dan terutama terdiri dari glikoprotein
(Foster dan Smith, 2011a). Pada pelikel diperoleh mikroorganisme yang sebagian besar bakteri aerobik gram
positif,
terutama dari genus streptococcus
yang menghasilkan suatu eksopolisakarida.
Eksopolisakarida
adalah suatu zat yang bertindak seperti lem yang berfungsi sebagai fasilitator perlekatan
bakteri ke permukaan
gigi sehingga terbentuk kolonisasi pada permukaan gigi. Proses tersebut membutuhkan
waktu 24 hingga
48 jam kemudian
plak akan termineralisasi sekitar 12 hari untuk membentuk karang gigi (Pieri et al., 2012). Pada fase akhir pematangan plak ditandai
dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram
negatif (Gehring dan Willmann, 2003).
Diet
pakan dental juga merupakan salah satu pencegahan untuk kasus karang gigi dan
penyakit periodontal. Pakan kering dapat mengurangi timbulnya plak serta dengan
diberikan chewing. Diet dengan pakan kering
khusus dengan formulasi untuk mengontrol plak dan gingivitis. Diet pakan
dental dengan kibble yang diformulasikan dengan kandungan fiber yang seperti
karet yang mampu menyikat permukaan gigi yang terdapat plak dan karang gigi.
Struktur fiber unik karena tidak mudah hancur terhadap penetrasi gigi. Ketika
hewan kesayangan harus diet pakan maka kibble pakan dapat mengurangi plak
supragingival.
Selain itu, juga tersedia snack
biscuit yang mengandung Sodium Hexametaphosphate (HMP) untuk mengontrol karang
gigi atau tartar. Peran Sodium Hexametaphosphate merupakan bentuk yang dapat larut atau
dipecahkan sehingga terikat oleh saliva mengakibatkan tidak ada ruang untuk
terbentuknya plak dan karang gigi. Selain itu, kandungan Zinc ascorbate, zinc
gluconate, dan zinc salt ditemukan dalam berbagai gel pembersihan mulut dapat membantu
akumulasi kontrol plak karena
aktivitas
antimikroba mereka.
Vitamin juga berperan penting yaitu
vitamin A, B, C dan D. Defiseinsi vitamin A dapat menyebabkan gingivitis
marginal, hypoplasia gingival dan resorption tulang alveolar.
Defieinsi
Vitamin B kompleks (asam folat, asam pantothenat, niasin dan riboflavin) dapat
menyebabkan inflamasi gingival dan nekrosis epitel. Vitamin C berperan dalam
sintesis kolagen serta vitamin D meregulasi konsentrasi kalsium. Apabila
terjadi defisensi vitamin D maka dapat mengakibatkan homeostasis kalsium dan
ligament periodontal serta tulang alveolar. Hampir seluruh vitamin tersebut
terkandung pada pakan komersial.
SUMBER :
Ellen I. Logan. Dietary Influences on Periodontal Health
in Dogs and Cats. Vet Clin Small
Anim
36 (2006) 1385–1401.
Foster dan
Smith. 2011. Bacteria: A Cause of Plaque and Tartar. Foster & Smith Inc. http://www.peteducation.com.
Gehring, J. S.N dan Willmann,
D.E. 2003. Dental Plaque Biofims. Lippincott Williams &
Wilkins.Philadephia.
Jan Bellows .
2004. Small Animal Dental Equipment, Materials And Techniques. Blackwell
Publishing.
Patricia A. Schenck. 2010. Home-Prepared Dog and Cat Diets 2nd Ed. WILEY-
BLACKWELL.
Pieri, F.A., Falci, D.A.
P., Bourguignon, E., dan Scatamburlo, M. M. A. 2012. Periodental Disease in
Dogs. Europe. In Tech. http://cdn.intechopen.com/pdf.
William
D. Cusick. 1997. Canine Nutrition.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar