Marmut merupakan hewan pengerat atau rodentia yang
berasal dari Amerika Selatan. Hewan ini mempunyai berbagai macam spesies salah
satunya yaitu Cavia Porcellus. Marmut
ini merupakan hewan herbivore yang disebut sebagai monogastric atau hewan yang
mempunyai lambung tunggal, dengan organ sekum yang panjang. Marmut merupakan
hewan yang mempunyai bentuk tubuh yang kecil, lembut, dan juga hewan eksotik
yang relative mudah untuk dipelihara, responsive terutama dipelihara sejak
masih muda. Marmut atau guinea pig
merupakan hewan social yang berusaha untuk kontak fisik dengan marmot lainnya
apabila berada dalam satu kandang bersama. Tingkah laku lainnya oleh marmut ini
yaitu jarang sekali untuk grooming sendiri, sehingga diindikasikan bila bulu
rontok atau hair pulling marmut
sedang berada dalam lingkungan yang kurang kondusif sehingga menyebabkan
stress.
Marmut merupakan hewan yang tidak mudah beradaptasi
dalam hal makanan, seperti hal nya apabila sering mengganti pakan atau minuman
tanpa adanya persiapan terlebih dahulu. Perubahan pakan yang terlalu sering
sangat berdampak negative bagi marmut, oleh karena itu jika ingin mengganti
pakan lebih baik sejak marmut masih muda untuk memberika pakan yang beraneka
ragam sehingga nantinya marmut akan mulai terbiasa. Pakan yang diberikan untuk
marmut sebaiknya banyak mengandung protein yang berkisar antara 18-20%. Sumber
utama pakan yang harus dicukupi untuk guinea pig atau marmut yakni Vitamin C,
sebab guinea pig tidak memiliki enzim l-gulonolakton oksidase yang berfungsi
sebagai sintesis asam askorbat dari glukosa. Pakan yang dapat diberikan untuk
guinea pig atau marmut yakni sayuran dan buah-buahan salah satunya yaitu bayam,
wortel, mentimun, kale, tomat, serta brokoli. Pellet juga dapat diberikan untuk
guinea pig namun pakan ini bukan pakan utama melainkan hanya pakan pendamping
saja, oleh karena itu bias diselingi dengan petgrass atau Hay.
Problem atau beberapa penyakit yang umum menyerang
guinea pig atau marmut salah satunya yaitu Skin
Infection of Bacteria atau bila sudah kondisi yang parah bisa menjadi Pyoderma. Pyoderma ini umumnya kulit
kemerahan, hingga bisa timbul adanya eksudat ataupun nanah pada luka. Faktor
penyebab pyoderma ini bisa terjadi karena masalah kulit seperti adanya
infestasi ektoparasit, dermatophytosis, keseimbangan hormonal serta trauma. Luka
akibat pyoderma ini adanya eksudat atau nanah , kemerahan pada kulit serta luka
terbuka. Apabila guinea pig atau marmut anda mengalami hal demikian maka segera
bawa ke dokter hewan untuk memastikan penyebab dari pyoderma sehingga
mendapatkan pengananan yang baik dari dokter hewan. Untuk emergency pertama
sebelum dibawa ke dokter hewan, penanganan yang dapat dilakukan yaitu
pembersihan luka terlebih dahulu dengan cairan steril atau fisiologis setelah
itu segera bawa ke dokter hewan terdekat.
Pencegahan agar guinea pig atau marmut anda tidak
mengalami infeksi pyoderma yakni perbaikan dari sanitasi kandang dan lingkungan
di sekitar kandang. Struktur kandang yang baik mempunyai ventilasi yang cukup,
serta struktur kandang yang tidak perlu rapat untuk alas nya sebab guinea pig
merupakan hewan caecotrop yang juga memakan kotorannya sendiri. Hindari
struktur pada kandang dari benda tajam sehingga meminimalisir dari luka trauma
sehingga kejadian infeksi luka atau pyoderma terminimalisir dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Quesenbery
EK, Carpenter WJ. FERRET, RABBIT and RODENT CLINICAL MEDICINE and SURGERY third
edition. ELSEVIER SAUNDERS. 2012.USA.
Salam dokter...thanks tipsnya...sya memiliki guenea pig kty sih pnjualx bilngx umur 3 tahun..smp drumah anak sy lngsung memegangx dr sore smp mlm..ke esokn hrix si marmut ndk mw mkan dn lemas..ap yg hrs dlkukn??
BalasHapus