Oleh Nindya Kusuma, DRH
Beberapa waktu lalu di Tabby Pet Care menerima
pasien anjing betina bernama Pika, berumur 2 bulan dengan keluhan tidak mau
makan, muntah, dan diare serta status vaksin belum pernah. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik kondisi anjing mengalami dehidrasi, vomit profus,
hipersalivasi, diare dan kondisi lemas. Karena gejalanya mirip dengan penyakit
lainnya maka dibutuhkan penegakan diagnosa dengan menggunakan rapid tes kit CPV
(Canine Parvo Virus).
Canine Parvo Virus atau dikenal juga sebagai penyakit Parvo adalah
salah satu penyakit akut yang berbahaya karena memiliki mortalitas (tingkat
kematian) yang tinggi. Dengan kata lain, anjing yang terkena penyakit Parvo memiliki
tingkat hidup kecil. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia termasuk juga di
Indonesia dan menyerang puppies (anak
anjing). Penyakit ini disebabkan oleh golongan canine parvo virus, non enveloped single strand DNA virus, Canine Parvo Virus memiliki type
1 dan 2a,2b,2c.
Masa inkubasi penyakit parvo
berlangsung selama 5-12 hari. Sistem tubuh yang terinfeksi adalah jaringan
lymphoid dan gastrointestinal. Gejala klinis yang muncul adalah demam, anoreksia
(tidak mau makan), vomit (muntah), hipersalivasi dan diare. Penularan virus parvo secara oral dan melalui kontak fisik dengan
tempat pakan-minum, kandang dan kotoran anjing yang terinfeksi virus parvo.
Tes Kit CPV Positif |
Penggunaan rapid tes kit CPV (Canine Parvo Virus) dengan mengambil sampel feses anjing yang diduga terkena CPV lalu dicampur ke dalam diluent kemudian diteteskan pada rapid test kit. Foto tes kit di atas tampak muncul dua garis pada kolom C dan kolom T, artinya menunjukkan hasil positif jika ke dua garis muncul.
Foto Anjing yang Terkena Parvo |
Terapi untuk anjing yang terkena penyakit parvo
adalah fluid therapy (cairan infus),
pemberian antibiotik, immunostimulant, antiemetik (antimuntah), anti diare dan
diet pakan untuk intestinal. Akibat muntah dan diare tubuh akan kehilangan
cairan dan elektrolit sehingga dibutuhkan fluid
therapy (cairan infus) agar tubuh tidak mengalami dehidrasi. Pemberian
antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi sekunder dari bakteri dan pemberian
immunostimulant untuk menambah daya tahan tubuhnya. Terapi pakan khusus
intestinal karena di dalam kandungan pakan tersebut mengandung protein yang
stabil untuk usus.
Setelah dokter mendiagnosa anjing Anda terkena
penyakit Parvo maka disarankan untuk sanitasi kandang
dengan desinfektan dan pisahkan bila ada anjing lain di rumah. Begitu muncul
gejala tidak mau makan, muntah dan diare maka segera bawa ke dokter hewan. Ayo
cegah anjing kesayangan kita sebelum terinfeksi virus Parvo dengan
memvaksinasikannya J
SUMBER :
Subronto. 2010. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada
Anjing dan Kucing. Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta.
Stephen C, Barr;
Dwight Bowman. 2006. The 5-Minute Veterinary Consult Canine and
Feline. Blackwell Publishing.
Apa nama obat vaksin untuk melawan virus Parvo ini dok?
BalasHapus