Oleh Nindya Kusuma, DRH
Bulan Desember
ini di Tabby Pet Care menerima pasien kucing jantan bernama Molly, berumur 8
bulan dengan keluhan tidak mau makan, muntah, kucing hidupnya outdoor dan diare serta status vaksin
belum pernah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik kondisi kucing mengalami
dehidrasi, vomit profus, hipersalivasi, suhu 40,3 ÂșC, abdominal pain, dan kondisi lemas. Karena gejalanya mirip dengan
penyakit lainnya maka dibutuhkan penegakan diagnosa dengan menggunakan rapid
tes kit FPV (Feline Panleukopenia Virus).
Feline
panleukopenia atau dikenal juga sebagai cat
distemper adalah salah satu penyakit akut yang berbahaya karena memiliki
mortalitas (tingkat kematian) yang tinggi. Dengan kata lain, kucing yang
terkena penyakit panleukopenia memiliki tingkat hidup kecil. Penyakit ini
tersebar diseluruh dunia termasuk juga di Indonesia dan menyerang kitten dan
kucing dewasa. Feline Panleukopenia disebabkan oleh golongan canine parvo virus, non enveloped single
strand DNA virus. Virus tersebut mampu stabil bertahan di lingkungan lebih dari
1 tahun. Untuk bereplikasi (memperbanyak diri) virus membutuhkan sel yang
secara efektif sedang memperbanyak diri (mitosis).
Masa inkubasi
penyakit panleukopenia berlangsung selama 2-9 hari. Sistem tubuh yang terinfeksi
adalah jaringan lymphoid dan gastrointestinal. Gejala klinis yang muncul adalah
demam, anoreksia (tidak mau makan), vomit (muntah), dan diare. Penularan virus panleukopenia
melalui kontak fisik dengan tempat pakan-minum,
litter box, kandang dan kotoran kucing yang terinfeksi FPV.
Tes Kit FPV Positif |
Penggunaan
rapid tes kit FPV (Feline Panleukopenia Virus) dengan mengambil sampel feses
kucing yang diduga terkena FPV lalu dicampur ke dalam diluent kemudian diteteskan
pada rapid test kit. Foto tes kit di atas tampak muncul dua garis pada kolom C
dan kolom T, artinya menunjukkan hasil positif jika ke dua garis muncul. Berikut
foto gejala FPV yaitu vomit (muntah) dan diare:
Foto Kucing FPV Mengalami Muntah |
Foto Kucing Mengalami Diare Berdarah |
Terapi untuk
kucing yang terkena panleukopenia adalah fluid
therapy (cairan infus), pemberian antibiotik, immunostimulant, antiemetik
(antimuntah), anti diare dan diet pakan untuk intestinal. Akibat muntah dan
diare tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit sehingga dibutuhkan fluid therapy (cairan infus) agar tubuh
tidak mengalami dehidrasi. Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah
infeksi sekunder dari bakteri dan pemberian immunostimulant untuk menambah daya
tahan tubuhnya. Terapi pakan khusus intestinal karena di dalam kandungan pakan
tersebut mengandung protein yang stabil untuk usus. Kucing Molly menjalani
rawat inap di Tabby Pet Care selama 10 hari dan sekarang Molly telah berkumpul
bersama saudara saudaranya di rumah J
SUMBER :
Augus, JR. 2006. Consultation in Feline Internal Medicine Volume 5. Elsevier
Saunders.
Stephen, CB; Dwight D.Bowmann. 2006. The 5-Minute
Veterinary Consult Canine and
Feline Infectious Diseases and
Parasitology. Blackwell Publishing.
Dok, anak kucing saya berusia mau ke 2bulan,tapi dia mati karena lemas,kayak tiduran terus otot nya lemas gitu lah,gak bisa berdiri, dan dia itu mencret tapi gak sampai mencret darah sama susah makan &minum karena harus di siapin makanan cair.
BalasHapusNah perkiraan saya, anak kucing saya terkena FPV apakah itu benar dok?
Belum di vaksin soal nya nunggu 2 bulan aja
Dan anak kucing saya yang tersisa sekarang menunjukan gejala yang sama
Tolong beri penjelasan nya dok, saya gak pingin anak kucing saya nyusul saudara nya disana