Tingkah
laku menggaruk atau “Scratching” yang
dilakukan oleh kucing sering kali dianggap menjengkelkan oleh kita. Kebanyakan
pemilik kucing sangat resah dengan tingkah laku yang satu ini,karena kucing
kesayangan mereka selalu meru sak perabotan di rumah terutama kursi atau sofa.
Pemilik kadang hanya bisa memarahi kucing peliharaan mereka tanpa mengetahui
lebih dalam tentang kebiasaan yang satu ini dan mencari cara agar kebiasaan scratching bisa terkontrol dan berukurang.
Scratching adalah tingkah laku normal setiap kucing. Tingkah laku ini sangat penting bagi kucing dan lebih kompleks dari apa yang pernah kita bayangkan. Selama ini mungkin kita beranggapan bahwa scratching yang dilakukan oleh kucing hanya untuk mempertajam kuku saja. Bahkan tidak sedikit pemilik kucing menganggap tingkah laku ini dilakukan oleh kucing hanya untuk merusak benda-benda di sekitarnya. Sebenarnya selain untuk mempertajam atau membersihkan kuku, kucing melakukan Scratching untuk meregangkan otot bahu dan punggung. Cara ini yang paling efektif bagi kucing untuk meregangkan otot bahu dan punggung, sering kali dilakukan oleh kucing setelah bangun tidur.
Scratching adalah tingkah laku normal setiap kucing. Tingkah laku ini sangat penting bagi kucing dan lebih kompleks dari apa yang pernah kita bayangkan. Selama ini mungkin kita beranggapan bahwa scratching yang dilakukan oleh kucing hanya untuk mempertajam kuku saja. Bahkan tidak sedikit pemilik kucing menganggap tingkah laku ini dilakukan oleh kucing hanya untuk merusak benda-benda di sekitarnya. Sebenarnya selain untuk mempertajam atau membersihkan kuku, kucing melakukan Scratching untuk meregangkan otot bahu dan punggung. Cara ini yang paling efektif bagi kucing untuk meregangkan otot bahu dan punggung, sering kali dilakukan oleh kucing setelah bangun tidur.
Kucing
melakukan scratching juga untuk
menandai benda, tempat atau wilayah yang sering disebut sebagai komunikasi
teritorial. Kelenjar keringat yang ada pada telapak kaki kucing menghasilkan
bau yang khas. Ketika kuku kucing mencakar atau menggores suatu benda, maka bau
yang khas tersebut juga ikut keluar dan menempel di benda tersebut. Bekas
goresan dan bau yang khas tersebut bisa menjadi pesan bagi kucing lain yang
melewati benda atau wilayah itu bahwa sudah ada kucing lain sebelumnya yang
pernah ke wilayah tersebut. Hal seperti ini biasa dilakukan oleh kucing outdoor dan sering dilakukan pada pohon
atau pagar kayu ditempat kucing tersebut tinggal.
Untuk
melepaskan atau menyalurkan perasaan senang atau tertarik terhadap sesuatu,
kucing juga sering kali melakukan scratching.
Kalau kita sering mengamati kadang kucing melakukan scratching ketika bangun tidur, akan diberi makan, bermain bersama
kucing lain atau bahkan ketika kucing tersebut meilhat pemiliknya pulang.
Kucing juga melakukan atau menunjukan kebiasaan scratching di depan pemilik atau kucing lain untuk menunjukan bahwa
benda atau wilayah tersebut adalah miliknya. Hal seperti ini biasa dilakukan
oleh kucing indoor dan sering
dilakukan pada kursi atau sofa serta benda-benda yang terbuat dari kain seperti
karpet.
Setelah
mengetahui lebih dalam tentang kebiasaan kucing melakukan scratching, kita harus tahu apa yang akan kita lakukan agar kucing
tersebut tidak melakukan kebiasaan menggaruk ditempat yang tidak seharusnya
atau mengurangi keinginan kucing tersebut untuk melakukan scratching. Kita tidak bisa hanya mengusir kucing kita begitu saja
dari sofa, mereka pasti akan kembali melakukan scratching ditempat tersebut. Kita harus memberikan tempat atau
benda yang biasa disebut scratch post untuk
menggantikan sofa tersebut. Sekarang sudah banyak yang menjual alat ini dengan
model dan ukuran yang bermacam-macam. Kita juga tidak boleh asal membuat dan
menaruh scratch post ini. Bahan yang
digunakan sebaiknya tidak terlalu halus dan licin, karena kucing lebih suka
dengan benda-benda yang kasar agar kukunya dapat menancap agak dalam. Bahan
berupa kain seperti karpet biasanya membuat kuku kucing sering tersangkut. Untuk
ukuran tinggi juga harus dipertimbangkan, jangan sampai terlalu rendah karena
kucing kita tidak akan mendapatkan posisi peregangan otot yang maksimal. Tempat
meletakan scratch post juga tidak
boleh sembarangan, jangan diletakan ditempat yang susah dijangkau atau ditempat
yang tidak disukai oleh kucing. Untuk pertama kali memperkenalkan scratch post pada kucing kita,sebaiknya
diletakan di dekat sofa atau di tempat biasanya suka scratching. Jika kucing kita masih menggaruk ditempat lain segera
pindahkan ke scratch post agar cepat
terbiasa. Melatih dan merubah kebiasaan kucing kita menggunakan scratch post membutuhkan kesabaran.
Selain
menggunakan scratch post, metode lain
untuk mengontrol kebiasan scratching
kucing kita adalah dengan memotong kuku. Bagi beberapa orang mungkin takut
untuk memotong kuku kucing mereka. Karena jika kita salah memotong dapat
mengakibatkan kuku kucing menjadi berdarah. Kucing sering kali menjadi sangat
takut jika teknik memotong kuku kita kurang tepat, baik itu dari memposisikan
kucing, memegang kaki sampai memotong kukunya. Memotong kuku biasanya dilakukan
secara rutin setiap 1-2 minggu sekali untuk menjaga kuku kucing tetap pendek
sehingga mengurangi kebiasaan scratching.
Memotong kuku berbeda dengan istilah “declawing”
yang memiliki arti mengangkat kuku atau cakar. Teknik declawing membutuhkan operasi yang dilakukan oleh dokter hewan untuk
mengangkat semua bagian dari kuku tidak hanya memotong ujung dari kuku saja.
Dokter hewan melakukan hal ini jika terjadi luka cukup serius sehingga
mengharuskan kuku kucing tersebut diangkat semua bagiannya. Untuk mengurangi
kebiasaan scratching teknik ini
sangat tidak dianjurkan karena dapat merubah tingkah laku kucing itu sendiri.
Memotong Kuku Kucing |
Sebelum
memulai pemotongan kuku kucing kita harus mempersiapkan peralatannya terlebih
dahulu. Yang harus dipersiapkan antara lain gunting kuku, disarankan untuk
memakai gunting kuku kucing yang ukurannya lebih kecil dari pada gunting kuku
anjing bahkan beberapa orang menggunakan gunting kuku manusia tetapi hasilnya
tidak sebagus menggunakan gunting kuku kucing. Peralatan lain yaitu kain atau
handuk untuk memegang kucing kita jika susah diam serta kapas dan antiseptic
yang berguna nanti jika kita memotong terlalu pendek sehingga berdarah.
Langkah
pertama untuk memotong kuku adalah memposisikan kucing senyaman mungkin agar
tidak merasa tertekan serta memudahkan kita nantinya untuk memotong kuku. Jika
kucing kita tidak dapat diam dan tenang kita bisa menggunakan kain atau handuk
untuk membungkus badannya sehingga kucing kita tidak dapat bergerak bebas.
Beberapa kucing justru kadang merasa nyaman jika berada dipangkuan pemilik.
Sangat dianjurkan pula dengan dibantu orang lain untuk memegang kucing kita jika
tidak bisa diam. Setelah itu kita memegang kaki kucing dan agak sedikit menekan
jari mereka untuk mengeluarkan kukunya. Setelah kuku dapat kita keluarkan maka
akan terlihat bagian yang berwarna merah muda dan disitulah letak pembuluh
darah pada kuku. Pemotongan kuku tidak boleh terlalu dekat dengan bagian
tersebut. Jika kita terlalu dekat dengan bagian tersebut maka kuku akan
berdarah dan kucing akan merasa kesakitan. Jika terjadi hal ini bisa segera
dihentikan pendarahannya dengan menekan kuku tersebut dengan kapas sampai tidak
keluar darah banyak, setelah itu boleh diberikan antiseptic. Segera bawa ke
dokter hewan jika darah yang keluar banyak dan tidak bisa berhenti. Biasanya
kucing akan merasa tidak nyaman ketika akan dipotong kuku yang berikutnya.
Semua kukunya harus dipotong dalam satu waktu agar kuku kucing kita tumbuh
secara bersamaan sehingga kita bisa menjadwalkan kapan untuk dilakukan
pemotongan kuku lagi.
Segera
konsultasikan dengan dokter hewan terdekat untuk mendapatkan informasi lebih
lanjut tentang kebiasaan scratching, melatih
kucing kita menggunakan scratch post
serta mempelajari teknik memotong kuku yang benar. Ingat kebiasaan scratching pada kucing tidak bisa
dihilangkan tetapi kita dapat mengontrol kebiasaan tersebut.
Sumber
Pustaka :
American
Association of Feline Practitioners. Feline Behavior Guidelines. 2004.
www.catbehaviorassociates.com
www.humanesociety.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar